Senin, 16 Juni 2008

KONVENSI REGIONAL KERASULAN KERAHIMAN ILAHI


Konvensi Regional Kerasulan Ilahi yang pertama kali diadakan di Semarang dari tanggal 18 s/d 20 Mei 2008 baru saja berlalu. Konvensi ini dilaksanakan di Vina House yang diikuti oleh peserta dari Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Padang, Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Tanjungkarang, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Denpasar, Keuskupan Atambua, Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Malang. Total yang hadir dalam konvensi tersebut kurang lebih 300-an peserta.

Konvensi Regional Kerasulan Ilahi dibuka dengan upacara Misa Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignasius Suharyo. Dalam sambutannya bapa Uskup mengajak para peserta untuk meneladani spiritual kehidupan St. Faustina. Dan bagaimana kita dapat menanggapi Kerahiman Tuhan dalam bentuk nyata menjalankan devosi Kerahiman Ilahi.

Undangan khusus yang hadir sebagai pembicara adalah :

  1. Rm. A. Gosal, Pr. Dari Kediri Jawa Timur. Dengan makalah yang bertemakan, Devosi Kerahiman Ilahi; Pemahaman, Penghayatan dan Pewartaannya.
  2. Rm. A. Hari Kustono, Pr. Dari Jogjakarta. Dengan makalah yang bertemakan, Kerasulan dalan Tradisi Kitab Suci.
  3. Mgr. Julianus Sunarka, SJ. Uskup Agung Purwokerto. Dengan makalah yang bertemakan, Kerahiman Ilahi dalam konteks Liturgi dan Devosi Gereja.
  4. Rm. J. Puja Sumarta, Pr. Vikjen Keuskupan Agung Semarang. Dengan makalah yang bertemakan, Peneguhan dan Harapan.

Yang menarik perhatian peserta adalah apa yang disampaikan oleh Mgr. Julianus Sunarka, SJ. Tentang fenomena ke-paranormalan yang melanda masyarakat gereja umumnya dan masyarakat gereja Katolik pada khususnya. Yang kebetulan juga beliau adalah seorang paranormal, sehingga dapat menjelaskan hal-hal yang bersifat paranormal dengan lugas. Gereja sangat berhati-hati sekali dalam mengakui kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai mukzijat seperti banyak yang terjadi di beberapa Negara dan daerah belakangan ini. Karena ada kemampuan yang bukan mukzijat yang dimiliki seseorang, tetapi oleh karena memang ada orang-orang tertentu yang memiliki bakat paranormal seperti misalnya paragnostik adalah bakat seseroang untuk mengenal dan melihat dengan cara yang tidak biasa.

Dalam kesimpulan terakhir yang dapat dirumuskan oleh panitia perumus, maka salah satu dari butir kesepakatan yang dicapai adalah sudah saatnya mengadakan konvensi sejenis bukan lagi taraf regional tetapi sudah harus bertaraf nasional, mengingat pertumbuhan devosi ini begitu cepat dan meluas di berbagai keuskupan di tanah air Indonesia.

Sampai jumpa di Konvenas Kerahiman Ilahi di Surabaya th.2010.